Polemik Game mobile Pokemon Go

Polemik game berbasis teknologi, Game mobile Pokemon Go, menjadi salah satu game mobile yang lagi booming akhir-akhir ini. Game Pokemon Go dianggap berbahaya untuk Indonesia, demikian disampaikan Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi Henri Subiakto. Pokemon Go yang awal Juli lalu diluncurkan oleh John Hanke di Amerika Serikat, Australia dan New Zealand, tidak cocok dimainkan di Indonesia.

 

Dikutip dari berbagai sumber, Pokemon di Game Boy dan DS (Nintendo) tadinya adalah program kartun dengan teknologi sederhana serta permainan kartu untuk ditukar, namun baru kali ini menjadi game di ponsel pintar. Menggunakan GPS (Sistem Pemosisi Global) memunculkan kembali monster-monster Nintendo Game Boy yang populer di tahun 90-an.

 

Menanggapi pesatnya pemanfaatan Teknologi Informasi tersebut, Hendrik, S.T., M.Eng., SAP IHL, OCA. Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mempunyai pendapat berbeda, dalam releasenya (14 Syawwal 1437 H / 19 Juli 2016) di ruang kerjanya Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta.

 

“Dianggap berbahaya, karena saat ini game yang menggunakan teknologi augmented reality, menggabungkan dunia maya yang ada di kamera ponsel pintar dengan tampilan fisik, belum menambahkan piranti rambu-rambu semacam alarm sebagai petunjuk” ujar Hendrik yang juga Tenaga Ahli di Pusat Studi Sistem Informasi Enterprise Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana FTI UII.

 

“Sehingga dengan adanya rambu-rambu semacam alarm tersebut akan dapat membantu pemain, walau harus berjalan mencari makhluk Pokemon yang tersebar di rumah, jalan, taman, masjid, dan tempat-tempat strategis lainnya. Dengan demikian, John Hanke, orang yang berada di belakang aplikasi Pokemon Go tersebut akan dapat membuat masyarakat lebih produktif dan tidak membahayakan serta aman dari persoalan cyber security” tuturnya.

 

Menambahkan rambu-rambu semacam alarm tersebut bukanlah hal yang sulit bagi Niantic, perusahaan berbasis di San Francisco. Hendrik bahkan memprediksi saham Nintendo akan telah terus melejit lebih dari 25 persen berada di puncak Apple Store. “Hal tersebut karena Niantic terus melakukan inovasi yang memberikan nilai tambah yaitu mengingatkan pemain, sehingga walau asyik mengejar Pokemon para pemain tidak akan terlena” pungkasnya.

 

Jerri Irgo

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply