UII Ciptakan Sistem Permudah Prediksi Biaya RS

MAHASISWA Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta menciptakan aplikasi yang membantu rumah sakit maupun keluarga pasien memprediksikan biaya rawat inap selama proses pengobatan.

 

Sukma Puspitorini, mahasiswa Informatika Medis Magister Teknik Informatika UII itu, Senin (27/6), menjelaskan aplikasi ciptaannya itu memang belum diberi nama. Namun secara umum aplikasi ini merupakan sistem pendukung keputusan penentuan tingkat keparahan (severity level) kasus penyakit. Didampingi dosen Magister Teknik Informatika Izzati Muhimmah , Sukma menyebutkan aplikasi yang dibuatnya itu mengacu pada INA CBG’s (Indonesia Case Based Group) yang merupakan cara pembayaran kepada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan pada sistem jaminan kesehatan nasional.

 

“Melalui sistem yang selama ini ada, petugas harus mengisikan pada kolom-kolom yang cukup panjang. Namun melalui aplikasi yang saya buat cukup dengan klik-klik segera dapat diketahui prediksi biaya yang harus dikeluarkan,” katanya. Dijelaskan, severity level atau tingkat keparahan yang dimaksud berkaitan dengan resource intensity level yaitu sumberdaya yang dihabiskan oleh rumah sakit dalam menangani seorang pasien. Karena itu, lanjutnya, aplikasi yang dibangun pun ditukan untuk membangun sistem yang mendukung keputusan untuk menentukan tingkat keparahan kasus penyakit.

 

Ia menambahkan tingkat keparahan berkaitan dengan diagnosis sekunder yang dapat memperpanjang hari perawatan pasien atau length of stay di rumah sakit. Atribut yang digunakan sebagai masukan untuk prediksi tingkat keparahan, lanjutnya, cukup simpel yakni umur, diagnosis utama atau DU, Diagnosis Sekunder-1 atau DS-1 dan Diagnosis Sekunder-2 atau DS-2. “Begitu selesai entry, segera muncul prediksi biayanya,” katanya.

 

Aplikasi ini, katanya dibangun dari penelitian di RSUD Raden Mataher (Jambi) dan RSUD dr R Soeprapto (Cepu). RSUD Raden Mataher merupakan rumah sakit tipe B di Regional III sedangkan RSUD dr R Soeprapto adalah rumah sakit tipe C di Regional I. Tipe dan regional memunculkan angka biaya yang berbeda yang mengacu pada Permenkes No 69/2013 tentang Standar Tarif INA CBG’s.

 

Sukma berharap aplikasi ciptaannya itu akan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga akan mencakup jenis penyakit yang lebih banyak serta tipe dan regional rumah sakit yang lebih luas.(OL-4)

 

Diberitakan di Media Indonesia

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply