Mahasiswa Baru FTI UII Harus Berkualitas

visit_industri-di_perpusDekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc menyampaikan berbagai jawaban dari asesor terkait borang ketiga dalam sesi borang fakultas saat visitasi akreditasi Program Studi (Prodi) Teknik Industri FTI UII, Kamis (5/9/2013).  Di Ruang Sidang 1 Dekanat FTI UII, Gumbolo dengan gamblang memaparkan apa saja yang dilalui untuk memperoleh mahasiswa yang berkualitas sampai upaya mencetak alumni yang mampu berkiprah di masyarakat.

 

Menurut Dekan, FTI UII selalu kerjasama dengan panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pusat secara periodik. Ada beberapa model PMB diantaranya Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB), Paper Base Tes (PBT), dan Computer Base Tes (CBT).  CBT merupakan model penjaringan yang favorit, karena tes langsung menggunakan komputer, usai melakukan tes dapat langsung diketahui lulus atau tidaknya. Untuk penjaringan calon mahasiswa melalui PBT dibagi lagi menjadi dua model yaitu reguler terjadwal, ada waktu mendaftar ada waktu tesnya juga sudah ditentukan dan model cepat yaitu calon mahasiswa pada hari Sabtu mendaftar dan hari Ahadnya tes tertulis. Sementara bagi calon mahasiswa yang menginginkan pendaftaran melalui PSB harus memiliki nilai yang tercatat baik di buku raport sejak kelas 2 SLTA dan selalu meningkat.

 

Menanggapi bagaimana kemampuan menerima calon mahasiswa baru? Secara umum, baik Dekan maupun Wakil Dekan (Wadek) menjelaskan adanya pembatasan kuota dengan batas minimal nilai yang diperoleh untuk bisa memasuki prodi-prodi yang ada di FTI UII. “Karena kalau tidak demikian kami kesulitan menempatkan mahasiswa yang animonya selalu meningkat dari tahun ke tahun”, jelas Gumbolo.  Sementara sekretaris Prodi FTI UII, Agus Mansur S.T., M.Eng.Sc menjelaskan khusus untuk Prodi Teknik Industri sudah sejak lama membatasi jumlah mahasiswa baru. Hal ini dibenarkan Kaprodi Teknik Industri FTI UII, Drs. Mohammad Ibnu Mastur MSIE. “Jadi mahasiswa yang masuk Prodi Teknik Industri ini kalau tidak benar-benar pintar akan sangat sulit untuk bisa masuk”, timpalnya. “Kalau kebanyakan, selain kapasitas ruang kuliah yang terbatas kami juga tetap menjaga rasio dosen dan mahasiswa tetap seimbang sesuai aturan dari Dirjend Dikti”, Gumbolo menambahkan.

 

Terkait lulusan yang rata-rata masa studinya masih agak rendah, Agus memaparkan bahwa hal ini kebanyakan karena mahasiswa kurang puas dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh. Sehingga mahasiswa yang sebenarnya sudah bisa lulus tepat waktu, ada beberapa yang mengulang mata kuliah di tahun berikutnya untuk menaikkan IPK. Upaya untuk menaikkan hal ini lebih lanjut Mastur menjelaskan bahwa sejak awal semester ditekankan mahasiswa harus masuk minimal 75% untuk bisa mengikuti ujian. “Implikasinya kalau masuknya rajin mahasiswa tentu akan memiliki kemampuan lebih dalam menjawab berbagai soal dalam ujian”, jelasnya.

 

Berita Terkait:

Prioritas Visitasi Ditetapkan Tim Asesor
Dulu, Kampus FTI UII Memang Mewah

Upaya Wujudkan Lebih Dari 100 Rencana Mutu FTI UII

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply